Bubur Kampiun, Kuliner Lezat Khas Ramadhan

A-TIMES.ID — Bubur Kampiun pada bulan Ramadhan sangat dicari untuk menu berbuka puasa. Masakan khas Minang ini cukup mudah didapatkan pada bulan puasa, dibandingkan hari-hari biasa.

Sejatinya, bubur kampiun berasal dari wilayah Minangkabau Daratan (darek), tepatnya Bukittinggi, Sumatera Barat. Bubur ini merupakan campuran aneka bubur yang ditempatkan dalam satu wadah dan menghasilkan rasa manis serta lembut di lidah.

Bubur Kampiun atau disebut juga Bubua Kampiun menurut sejarah berasal dari kata “champion” atau (juara).

Hal ini dikarenakan Bubur Kampiun buatan Amai Zona adalah pemenang pertama pada perlombaan khusus yang diadakan desa Jambuair-Banuhampu, Bukittinggi sebagai salah satu upaya untuk menghilangkan trauma masyarakat Bukittinggi setelah peranag revolusi sekitar tahun 1958-1951.

Berita Terkait:  Ngabuburit Asyik Bersama Keluarga, Sambil Berakhir Pekan

Pada saat itu, terjadi perang berkepanjangan dan peristiwa politik, ketika Belanda menyerbu ibu kota Bukittinggi. Sehingga pusat pemerintahan darurat Republik Indonesia bergeser ke pedalaman Sumatera Barat di sekitar wilayah Hambalan.

Kondisi ini menyisakan trauma bagi masyarakat Bukittinggi. Bubur Kampiun terdiri dari ketan putih kukus, bubur ketan hitam, bubur sumsum, bubur kacang hijau, kolak pisang/ubi, dan bubur conde atau bubur candil.

Berita Terkait:  Rumah Kopi Bang Ozi, Bisnis (UMKM) yang Tetap Eksis di Tengah Pandemi

Membuat bubur kampiun cukup sulit, pengaturan waktu dalam proses pembuatan bubur kampiun harus diperhatikan dengan baik karena semuanya dimasak hampir bersamaan, tetapi tentu saja masing-masing diolah di panci yang berbeda, dan di atas tungku yang berbeda-beda pula. (***)

Editor: Amrain Razak
Layout : Syamsudin Hasan
Sumber: Okezone

Komentar