Pemprov Imbau Kabupaten/Kota All Out Tekan Stunting

A–TIMES,MANADO — Pernikahan dini salahsatu pemicu stunting dan dampaknya buruk bagi kesehatan. Hal ini jadi perhatian serius pemprov Sulut Salahsatunya dengan perbaikan pola makan, pola asuh serta perbaikan sanitasi.

Wakil Gubernur Sulut yang juga Ketua Tim Penurunan Stunting Sulut, Steven OE Kandouw menegaskan kepada seluruh Kabupaten/kota, khususnya yang menjadi lokus, yakni Kabupaten Bolaang Mongondow, Bolaang Mongondow Utara, Bolaang Mongondow Selatan dan Minahasa Utara untuk memperhatikan infrastruktur sanitasi.

banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90

Masalah sanitasi sangat penting, masyarakat kita harus betul-betul didorong dan diendorse untuk memperhatikan sanitasi yang menyebabkan stunting,” kata Wagub Kandouw saat hadir pada Penilaian Kinerja Tahun 2022 Terhadap Pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi 4 Kabupaten Locus Penurunan Stunting Tahun 2021 di Provinsi Sulut yang digelar di Hotel Aryaduta, Kamis (2/6). Kandouw juga menyebut bahwa pernikahan dini juga menjadi penyebab stunting. Karena berdampak buruk pada kesehatan.

“Pernikahan dini ini jangan sampai menjadi culture atau budaya,” tukasnya. Di sisi lain, Kandouw mengungkapkan bahwa empat kabupaten yang menjadi lokus saat ini, bukan berarti mengabaikan kabupaten/kota yang lain.

Berita Terkait:  Dilantik Serentak, 5.274 PPS se-Sulut Siap Sukseskan Pemilu 2024

“Empat kabupaten yang menjadi locus saat ini, bukan berarti yang lain tidak diunderline. Contohnya saja Kabupaten Talaud masih tinggi, kenapa belum masuk padahal cakupan data baru 60 persen,” ujarnya. Soal data, Kandouw mengatakan agar Kabupaten/kota sepakat untuk menyerahkan sepenuhnya kepada Badan Pusat Statistik (BPS).

“Semua masalah data, kita serahkan saja kepada BPS agar betul-betul presisi atau tepat,” ujarnya sembari menambahkan bahwa pencegahan stunting membutuhkan konvergensi yang di dalamnya tercakup kerja sama, koordinasi dan sinergitas.

“Konvergensi, adalah tindakan yang dilakukan secara terintegrasi dan terkoordinasi. Nah masalah stunting ini harus terintegrasi bukan hanya tanggung jawab BKKBN. Tetapi seluruh stakeholder,” tandasnya. Sebelumnya, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Sulut, Ir Jenny Karouw MSi menjelaskan penilaian aspek kinerja kepada empat kabupaten lokus, yakni apa saja yang sudah baik dan perlu ditingkatkan.

Berita Terkait:  Gubernur OD Gelar Doa Bersama Tokoh Agama

“Berbagai hal yang inspiratif, replikatif dan inovatif dalam pelaksanaan konvergensi penurunan stunting di Provinsi Sulut dilakukan dengan memfasilitasi sharing pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh kabupaten/kota se Sulut, sebagai pembelajaran dalam meningkatkan kualitas dan hasil pelaksanaan 8 aksi konvergensi dan untuk mengapresiasi kinerja kabupaten lokus dalam upaya percepatan penurunan stunting di Sulut,” urainya. Karouw juga menyampaikan stunting masih tinggi, dengan catatan 21,6 persen. “Laporan dari Puskesmas angka previlanesi stunting mencapai 3.134 atau 3, 10 persen,” imbuhnya.(rin/*)

Peliput/Editor : Lily Paputungan
Layout              : didit

Komentar