AJI Manado Gelar Pelatihan Kesetaraan Gender dan Keselamatan Jurnalis

Peliput/Editor: Lily Paputungan

 

A-TIMES, MANADO–Kesetaraan gender dan keselamatan jurnalis harus terus jadi perhatian serius semua pihak. Secara formal sudah lebih baik, namun di lapangan bisa jadi kasuistik. Ada lingkungan kerja atau lingkungan pergaulan yang sudah kondusif, tetapi masih ada yang belum. Jurnalis perempuan harus sama dengan yang lain ketika mengemban tugas,” ujar salah satu Instruktur Pelatihan Kesetaraan Gender dan keselamatan kerja Joice Bukarakombang

Begitupun dikatakan Neno Karlina, Devisi Gender Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Manado bahwa sama saja dengan laki-laki. Apa yang boleh dan tidak boleh untuk laki-laki, juga boleh dan tidak boleh untuk perempuan. Kecuali terkait hak-hak khusus reproduksi, seperti cuti haid atau cuti hamil. selebihnya sama. Terbukti ada saja jurnalis perempuan yang berprestasi,” terangnya.

Berita Terkait:  Wawali Minta FKPA Manado Kampanye Desain Pembangunan Ramah Lingkungan

Diketahui, kegiatan Pelatihan Kesetaraan Gender dan keselamatan kerja digelar selama dua hari yang diikuti para jurnalis perempuan yang juga secara rinci membagi pengalaman suka duka saat liputan dilapangan. Sementara itu koordinator AJI  Indonesia Timur, Rony Buol memaparkan beberapa poin penting diantaranya soal keselamatan dilapangan, perlindungan hukum pada jurnalis dan lainnya.

Salah satu peserta pelatihan, Gracey Wakary, Yulia Walandow dan lainnya berbagi pengalaman juga saat liputan yang mendapatkan suka duka, hingga dampaknya pada mental secara pribadi. “Puji Tuhan sampai saat ini kita tetap konsisten dengan profesi mulia ini,” tandas Wakary dan di aminkan Walandow.

Berita Terkait:  TP PKK Ikuti Pendidikan dan Pelatihan Industri Rumah Tangga

Seiring perkembangan informasi dana era digitalisasi jurnalis juga harus mampu menguasai tekhnologi serta tetap patuh pada kode etik pers. Jika jurnalis itu sudah jadi pilihan hidup, pasti selalun ada solusi ketika ada kendala. Karena pada dasarnya kerja jurnalis itu luar biasa dan harus mampu menerima keberagaman membuka pemahaman gender secara holistik berjejaring serta terbuka dengan perubahan,” tambah Buol. (*)

Komentar