Oleh: H. Abid Takalamingan
(Pembina A-Times)
SEJAK resmi berdiri pada tahun 1623, kemarin 14 Juli 2021 Kota Manado memasuki umurnya yang ke-398 tahun atau dua tahun lagi Manado akan memasuki usia empat abad kehidupannya.
Sebuah usia yang tidak muda lagi untuk sebuah kota. Dalam usia tersebut tentu saja Kota Manado memiliki banyak sekali kisah dan peristiwa yang mengisi ruang sejarahnya; baik menyangkut dinamika sosial, budaya, ekonomi maupun politik serta peradaban.
Dengan tidak bermaksud menafikan periode sebelumnya (era kolonialisme), sejak Indonesia merdeka sampai dengan saat ini sudah ada 20 periode kepemimpinan (pemerintahan) di kota Manado.
Kalau dipersingkat, dengan mengambil era reformasi sebagai garis star, yang ditandai dengan pemilihan langsung kepala daerah maka sejak tahun 2000 rakyat Manado telah 5 (lima) kali memilih pemimpinnya, dan baru pada periode terakhir inilah kali pertama PDIP menjadi pemenang Pilkada setelah mengalami beberapa kali kekalahan pada periode sebelumnya.
Jika kita ingat saat awal masa kampanye pasangan Walikota dan wakil walikota usungan PDIP pada tahun 2020 lalu , ada taqline yang turut mewarnai perhelatan pilwako yang melekat menjadi jargon pasangan PDIP ini. Tagline itu adalah SINERGITAS.
Kebutuhan akan sinergitas seakan menjadi tema penting sehingga dia menjadi jargon bagi pasangan calon usungan PDIP tersebut.
Jujur saya menjadi saksi bagaimana sinergitas mulai menjadi tuntutan dalam benak publik jelang pilwako dan pilkada serentak saat itu.
Saya ingat betul karena terlibat aktif sebagai pemandunya dalam sebuah forum diskusi santai dimana pak Gubernur menjadi Nara Sumber secara tunggal, sambil menikmati kopi sore di kediaman beliau.
Jadi sejatinya Olly Dondokambey lah yang memulai mengangkat soal tersebut dan terus bergulir menjadi “sesuatu” pada akhirnya.
Sinergitas adalah kata yang selalu di ulang-ulang beliau (OD) saat merespon berbagai pertanyaan dan masukan dari para peserta yang semuanya adalah perwakilan para tokoh Sulut dari berbagai pimpinan ormas.
Menurut hemat penulis taqline itu menjadi alasan kuat kenapa Andrei Angouw dan Richard Sualang menang pada kontestasi politik saat lalu. Taqline itu telah menjadi perekat kuat menghipnotis pemilih dan pada akhirnya menjatuhkan pilihan pada pasangan Andre Angouw dan Richard Sualang.
Tagline Sinergitas telah menjadi perekat harapan serta keinginan masyarakatnya agar kota tercintanya segera berbenah dengan kepemimpinan baru yang bisa bersinergi dengan pemerintahan diatasnya (Sulawesi Utara) yang dipimpin oleh Olly Dondokambey dan Steven Kandouw yang pada saat yang bersamaan diprediksi akan menang telak pada periode kedua perebutan kepemimpinan.
Taqline itu pada akhirnya telah menyadarkan Masyarakat kota Manado bahwa tidak berjalannya berbagai rencana pembangunan kota Manado saat lalu serta menumpuknya persoalan yang menyertainya karena tidak sinergisnya pemerintah kota saat itu yang dipimpin walikota Vecky Lumentut bersama pasangannya Moor Bastian, yang nota bene diusung oleh partai Demokrat sementara Olly Dondokambey dan Steven Kandouw (ODSK) sebagai Gubernur diusung oleh PDIP.
Tentu saja alasan satu partai bukan menjadi satu-satunya sebab akan tetapi alasan itu menjadi amat kuat determinasinya dibanding alasan lainnya, dan itu lumrah serta sangat logis menjadi halangan substansif bagi kegagalan membangun sebuah sinergitas dalam pengelolaan pemerintahan.
Sebagaimana yang penulis pahami bahwa SINERGITAS itu sejatinya adalah suatu kondisi terbangunnya sebuah KERJASAMA internal yang produktif, KEMITRAAN yang harmonis untuk menghasilkan KARYA yang bermanfaat dan berkualitas bagi banyak orang. Atau kata lainnya bahwa setidaknya sinergitas menghadirkan tiga kata kunci utama yakni ; terjalinnya kerjasama, terbangunnya kemitraan dan menghasilkan karya.
Karena itu menurut hemat penulis bahwa kondisi kepemimpinan kota Manado saat ini dimana Andrei Angouw dan Richard Sualang sebagai Walikota dan Wakil Walikota adalah suatu kondisi yang “paling ideal” untuk melakukan pencapaian optimal dalam mengelola pemerintahan dan melaksanakan pembangunan yang telah direncanakan sebagaimana tertuang dalam Visi dan Misinya ketika kampanye.
Mengapa? Karena tak ada lagi barrier atau penghalang untuk mewujudkan sinergitas. Pemimpin Kota Manado dan Pemimpin Provinsi Sulut berada dalam satu garis afiliasi politik yang sama bahkan sampai pada tingkat pusat. Ditambah lagi mayoritas anggota DPRD kota Manado juga didominasi oleh PDIP bersama koalisi partai2 pendukung pasangan Walikota dan Wakil Walikota.
Rasa-rasanya sekat psycologis untuk melakukan derap langkah pembangunan di kota Manado tak ada lagi karena Manado, Sulut dan bahkan Pusat berada dalam satu garis komando yang tentu saja tak memiliki kendala berarti dalam mewujudkan harapan dan cita-cita sebagaimana tertuang dalam visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota.
Dalam beberapa waktu terakhir penulis terkesan dengan keseriusan duet pak Walikota dan Wakil Walikota Manado melakukan pembenahan di persoalan mendasar kota Manado.
Persoalan sampah, pasar, air bersih dan yang paling terakhir mulai memperhatikan daerah aliran sungai dan drainase.
Hal-hal diatas pernah penulis urai dalam catatan saat pelantikan mereka berdua di harian yang sama.
Apa yang diharapkan dari tulisan ini adalah ingin mendorong agar sinergitas menjadi semangat yang terinternalisasi dalam mayoritas masyarakat kota Manado dan tidak hanya menjadi claim sepihak para elite. Karena bagaimanapun peran serta seluruh kelompok kepentingan sangat dibutuhkan dalam menjaga sinergitas agar dia menjelma menjadi sebuah partisipasi publik yang tidak hanya berhenti pada political will elit.
Dalam memasuki bulan kedua pemerintahan Andre Angow dan Ricard Sualang partisipasi publik (masyarakat kota Manado) mulai menunjukkan pencapaian yang menggembirakan. Dinobatkannya kota Manado sebagai Kota nomor satu dengan prosentase tertinggi keberhasilan pelaksanaan vaksinasi nasional diantara kota-kota di Indonesia.
Prestasi dalam seumur jagung kepemimpinan mereka berdua dalam memimpin Manado menunjukkan paling tidak dua hal; pertama adalah efektifnya kepemimpinan pemerintah kota Manado dan kedua ; tingginya partisipasi warga yang menjadi masyarakatnya.
Di hari Ulang Tahun Manado yang ke 398 ini marilah kita jadikan momentum hari lahir ini untuk memajukan pembangunan kota yang kita cintai dengan menjadikan Sinergisitas sebagai trigger dalam melakukan pencapaian dalam segala dimensi pembangunan yang dicitakan.
Selamat Ulang Tahun Untuk Kota Manado Tercinta. Selamat berSINERGI. (***)
Komentar