Inilah Alasan Kenapa Anak-anak Dilarang Nonton Film Horor

A-TIMES.ID, JAKARTA – Penayangan film horor seperti A Quiet Place II, kemudian The Conjuring 3 atau Conjuring: The Devil Made Me Do It cukup menarik perhatian publik. Buat yang sudah menonton film pertamanya, jelas film-film ini jadi sesuatu yang ditunggu.

Namun tak perlu menunggu dua film ini, menonton film horor jadi kegemaran tersendiri buat penikmatnya. Psikolog Rena Masri melihat memang ada sebagian orang dewasa yang tidak terpengaruh dengan genre film seperti ini.

Namun tidak jarang pula yang masih merasa takut atau cemas walau film sudah usai. Ketertarikan orang dewasa akan genre film tertentu termasuk horor kadang mendatangkan rasa penasaran pada anak-anak. Hanya saja, genre ini tidak disarankan untuk anak-anak. Mengapa?

“Anak-anak ini kan belajar melalui imitasi, kemudian perkembangan otak anak belum sempurna. Anak masih sulit membedakan realitas [dalam film] dan kenyataan sesungguhnya,” kata Rena.

Adapun adegan-adegan yang dikhawatirkan akan ditirukan anak terlebih adegan berbahaya. Kemudian saat anak merasa yang ditontonnya adalah benar, hal ini akan terbawa ke kehidupan sehari-hari.

Dia memberikan contoh dalam film terdapat adegan di mana pemain utama melihat sosok hantu di kamar mandi. Anak yang menganggap ini benar atau nyata, dia bisa merasa cemas atau takut ke kamar mandi.

Berita Terkait:  Bahagia dan Sehat Ala Jepang

Berbeda dengan orang dewasa yang sudah bisa membedakan rekaan film dan realitas. Lalu, bolehkah anak-anak diperkenalkan pada film horor atau menakutkan?

Simak penjelasan psikolog tentang boleh atau tidaknya anak-anak diperkenalkan dengan film horor di halaman berikut.

Bolehkah diperkenalkan pada film horor atau menakutkan?

Genre film horor tidak dianjurkan untuk ditonton oleh anak-anak. Mengapa? Bolehkah diperkenalkan pada film horor atau menakutkan?

Tidak harus The Conjuring atau Pengabdi Setan, sebenarnya cakupan film horor menakutkan itu cukup luas. Serial Stranger Things atau Harry Potter sekalipun sudah termasuk menakutkan buat anak-anak.

Bayangkan ada sapu yang bisa terbang atau dahan-dahan pohon yang tiba-tiba bergerak layaknya lengan gurita. Orang tua perlu mengevaluasi kesiapan anak jika ingin diperkenalkan pada genre film seperti ini.

Shelli Dry, direktur operasional klinis di Enable My Child, penyedia terapi pediatrik, merekomendasikan orang tua untuk tidak memperkenalkan film yang menakutkan pada anak kecil karena bisa berpotensi menimbulkan kecemasan dalam jangka panjang.

Berita Terkait:  Tips Atasi Keringat Ketiak

Sekitar usia empat tahun, biasanya anak baru menemukan cara menghadapi rasa takut yang berkembang secara alami. Saat orang tua memperkenalkan film atau tontonan menakutkan, ini bisa membuat anak kewalahan.

Kemudian, pertimbangkan pula kepribadian anak dan kegemaran mereka. “Sebagian anak cukup bisa bilang ‘Itu bohongan’, dan mereka cukup apa adanya,” ujar Dry, seperti dikutip Parents.

Akan tetapi, sebagian lain cukup sensitif sehingga perlu waktu lama untuk pulih dari tontonan yang menakutkan. Ingat, buat anak lain itu mungkin biasa saja tapi untuk anak Anda mungkin tidak.

Dry menambahkan, suatu tontonan terlalu menakutkan buat anak saat anak kerap mengalami mimpi buruk, susah tidur, takut orang asing, takut gelap atau ditinggal sendirian. Jika melihat tanda ini, berarti anak belum siap menonton.

“Anda harus mengenal anak Anda dan tahu kapan bilang ‘Oke, ini terlalu cepat buat kamu. Kita bisa coba lagi nanti waktu kamu sudah besar,’” kata Dry. (***)

Editor: Amrain Razak
Layout: Syamsudin Hasan
Sumber: CNNI

Komentar