Dilantik Ketua ICMI, Naway Bakal Bentuk Desa Madani

A-TIMES,KABGOR – Prof. Arif Satria Ketua Majelis Pengurus Pusat (MPP) Ikatan Cendekiawan Muslim (ICMI) se-Indonesia menjadi saksi atas pelantikan Majelis Pengurus Daerah (MPD) ICMI Kabupaten-Kota se-Provinsi Gorontalo,Sabtu (12/3).

Pada sambutan dan kuliah umum, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) ini menegaskan bahwa ICMI sepatutnya menjadi Rahmatan Lil Alamiin pada segala situasi dan kondisi.

Olehnya kiprah dan kinerja Kepengurusan yang dilantik sangat didambakan perannya dalam masyarakat. Seperti diketahui acara pelantikan dilaksanakan di lantai 4 Auditorium IAIN Sultan Amai Gorontalo juga dirangkaikan dengan sejumlah Penandatangan MOU Perguruan Tinggi di Gorontalo dengan Institut Pertanian Bogor.

 

Menyikapi harapan Prof. Arif Satria Ketua Majelis Pengurus Pusat (MPP) Ikatan Cendekiawan Muslim (ICMI, Ketua MPD ICMI Kabupaten Gorontalo Prof. Fory Naway, yang baru dilantik mengatakan, Langkah awal dilakukan Pertama, dalam kepengurusan ICMI Kabupaten Gorontalo itu terbagi delapan departemen.

Jadi, delapan departemen ini tentunya kita membagi diri sesuai departemen masing-masing. Kedua, konsolidasi rapat bersama secara Internal membagi diri, mana program prioritas.

” Kita lebih pada orientasi program Unggulan.Program unggulan ICMI Kabupaten Gorontalo adalah pembentukan Desa Madani,” Kata Prof. Fory Naway. Ia mengatakan, Nantinya desa madani ini dibina oleh ICMI yang ditopang semua departemen. Misala nya, departemen Kesehatan, pendidikan, sosial dan lain -lain.

Berita Terkait:  Kabgor Targetkan PAD Tembus Rp190 Miliar

Desa madani ini, lahir sebagai program prioritas dengan indikator adalah seluruh masyarakat minimal terakomordir penataan kemanusiaanya. termasuk organisasi masyarakatnya, LSM,Karang taruna,penataan spritual dan organisasi-organisasi terkait keagamaan yang dibadani.

“Kita buat menjadi model dan rujukan orang -orang bahwa desa itu islami benar. Bukan,bukan memutuskan keyakinan selain agama islam, tapi bagaimana orang islam disana itu memperlihatkan bahwa ini islam agama yang benar”,ungkapnya. Profesor jebolan UNG itu mengatakan, orang cendekiawan itu berpikir yang rasional, mengedepankan kecerdasan emosionalnya, Jadi banyak indikator yang dilihat disitu. Termasuk penerapan SDGS sekarang itu mengambang.

Disemua desa itu difokuskan kepada pendataan melalui kepala dusun, kepala lingkungantapi ini serta merta kita tata rapi sesuai dengan era digitalisme. Karena sekarang era digitalisasi sudah modern yang tidak perlu melelahkan tapi masyarakatnya mayoritas benar-benar patuh nilai -nilai kemanusian dan spesialnya.

Berita Terkait:  Nelson : Teknologi Permudah Kebutuhan Manusia

Kita akan membuat terobosan dinilai perubahan.misalnya ada kegiatan sholat, majelis taklim, sosial bahu membahu dilakukan. Kita bisa berkoordinasi dengan dinas sosial untuk penataan lebih prioritas rumah – rumah yang perlu dibantu untuk orang kurang mampu dan didalamnya galakan sholat lima waktu termasuk Budaya organisasi pemuda karang taruna, remaja masjid dan takmirul masjid.

” Malah saya punya program untuk desa madani setiap waktu sholat jumat tidak ada yang lalu lalang dijalan semua sholat jumat. Siapapun yang lewat untuk sholat jumat dan itu akan dikolaborasikan dengan Pemda pembuatan perbup.

“Ini yang kita perlihatkan benar-benar madani sehingga serambi madinanya benar-benar terlihat. “Saya contohkan, di Aceh dan malaysia itu jam waktu sholat dari pagi semuanya sudah siap ke masjid. sholah dzuhur semua aktifitas tdak ada selain sholat,”tandasnya.(hms/*)

Editor  : Amrain Razak
Layout : Didit

Komentar