A-TIMES.ID, MANADO — Ada pemandangan agak memprihatinkan di depan kantor unit bank BRI di Manado. Berlangsung setiap hari sejak awal pekan lalu. Puluhan warga pelaku UMKM di Manado berkerumun sebelum kantor bank dibuka sampai tutup siangnya.
Seperti pantauan di depan Kantor Cabang BRI Calaca. Depan BRI Unit Banjer, Wanea sampai BRI Unit Tuminting, warga rela kepanasan. Para penerima bantuan UMKM Covid 19 mengaku terpaksa antre. Bahkan dua kali antre.
“Pertama kami harus antre ambil nomor antrean pagi hari, saat masih gelap. Kedua menunggu panggilan dari teller,” ungkap Fandi Giu warga Tuminting.
Pengakuan pria beranak 4, diaminkan warga lain. Mereka harus antre di luar, lantaran protap covid 19. Kata satpam bank, ruang tunggu terbatas.
Cara ini dinilai kurang manusiawi, karena harus berdiri di luar kantor di bawah terik matahari. Ada warga yang protes tapi pihak bank tidak memberi jalan keluar.
“Kasihan ada yang dari Subuh menunggu di depan BRI. Bank juga tidak menyiapkan tempat duduk dan tempat berteduh,” tukas Norma warga Kelurahan Bailang juga penerima UMKM.
Kondisi seperti itu dialami penerima di BRI Calaca. Mereka sejak dini hari sudah rebutan cepat ambil nomor. Ada yang masih pukul 02.00 dini hari.
Puput, warga Wawonasa, Kecamatan Singkil termasuk beruntung. Ia bisa mengambil nomor antrian di BRI Calaca sekitar pukul 04.00 Wita. Kalau lewat Subuh, dia harus kembali antre keesokan harinya.
“Saya penerima BPUM Rp.1,2 juta. Terpaksa harus keluar rumah subuh agar bisa mendapatkan nomor antrian cepat, tapi ternyata ada juga yang malah dari pukul 02.00 Wita sudah antrian di depan BRI,” terangnya.
Informasi itu membuat Wakil Ketua Komisi II, DPR Manado Hengky Kawalo angkat bicara.
“Seharusnya pemerintah harus turun mengawal penyaluran BPUM tersebut. Berdayakanlah pegawai di masing-masing kelurahan yang ada bank penyaluran BPUM. Ini kan bantuan dari pemerintah yang seharusnya juga mengatur hingga proses pencairan bantuan tersebut,” tegas politisi PDIP ini. (*)
Komentar