KAHMI Sulut Desak Polisi Usut Insiden Oknum Polisi Tabrak Lari di Kota Tomohon

A-TIMES, MANADO—Dugaan peristiwa tabrak lari oleh oknum polisi di Kota Tomohon, hingga menewaskan Guntur Abbas, mahasiswa Universitas Negeri Manado (UNIMA) Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi (FIPP) terus mendapat perhatian masyarakat. Salah satunya dari Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Sulawesi Utara, mendesak polisi untuk mengusut insiden di simpang empat Tugu Pancasila, Kota Tomohon.

Koordinator Presidium MW KAHMI Sulut, Suardi Hamzah menegaskan bahwa dugaan kasus tabrak lari ini harus menjadi perhatian serius jajaran kepolisian. “Apapun alasannya, ini adalah peristiwa tabrak lari yang sudah memakan korban jiwa, yaitu anak kami Guntur Abbas. Kami meminta agar polisi segera menuntaskan kasus ini dan memproses hukum pelaku tabrak lari serta memberikan sanksi yang tegas,” terangnya.

Sementara Sekretaris MW KAHMI Sulut, Madzhabula Ali menambahkan, kalau dugaan kasus tabrak lari oleh oknum polisi ini akan dilakukan pendampingan hukum hingga tuntas. “Almarhum Guntur Abbas adalah kader HMI yang sedang menjabat sebagai Ketua Umum HMI Cabang Tondano, Komisariat FIPP. Kasus ini harus segera dituntaskan dan Tim Kuasa Hukum MW KAHMI Sulut saat ini sedang mengawalnya,” tegasnya.

Berita Terkait:  Wagub SK: Berantas Kemiskinan Tugas kita Semua

Diketahui, dugaan peristiwa tabrak lari ini terjadi Selasa, 02 April 2024 di simpang empat Tugu Pancasila Kota Tomohon, atau tepatnya di jalan menuju Pasar Beriman sekitar pukul 04.00 Wita. Tabrakan terjadi antara Motor Vario yang dikendarai almarhum Guntur Abbas, mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi, UNIMA dan mobil Honda Jazz berwarna putih yang diduga dikendarai oknum polisi.

Berita Terkait:  OD Jejaki Kerjasama Bidang Kesehatan dan Pariwisata Korsel

Peristiwa tabrak lari itu terjadi berawal korban yang baru saja selesai bersahur dan hendak pulang menuju Tondano, Kabupaten Minahasa. Nah, dalam perjalan pulang itu korban berpas-pasan arah berlawanan dengan mobil Honda Jazz berwarna putih yang diduga dalam kecepatan tinggi dan menabrak motor korban. Akibatnya korban terpental dan mengalami retak di tengkorak kepala serta patah tulang tangan kiri.

Korban awalnya dirawat di Rumah Sakit Tomohon kemudian dirujuk di RSUP Prof Kandouw karena dalam kondisi makin kritis. Korban sempat tak sadarkan diri hampir sepekan dan Senin, 08 April 2024 divonis dokter meninggal dunia.(***)

Komentar