Di Balik Kebesaran Sultan Al Fatih Turki

A-TIMES, JAKARTA – Di antara Guru Sultan Al Fatih yang berpengaruh pada dirinya adalah Syekh Aq Syamsuddin.  Banyak ulama yang mengatakan dan memberi gelar kepada Guru ini dengan sebutan الفاتح المعنوي penakluk yang tidak terlihat.  Karena beliaulah yang memengaruhi Sultan sejak kecil agar menaklukkan Konstantinopel. Bukti bahwa Guru beliau adalah seorang ulama Tasawuf disampaikan Syekh Asy Syaukani:

Sehari setelah perang Sultan Al Fatih datang ke tenda gurunya. Beliau dalam keadaan berbaring dan tidak berdiri.  Sultan Al Fatih mencium tangannya dan berkata, “Saya perlu sesuatu kepadamu”. Syekh Syamsuddin, “Apa itu?”

Sultan: “Saya ingin khalwat bersama Anda”. Gurunya menolak, namun Sultan terus mengulang keinginan khalwatnya.

Berita Terkait:  Baznas Sosialisasi Program Gerakan Cinta ZIS Kepada ASN Pemkot Manado

Guru mengatakan, “Jangan!”, Sultan pun marah. Sang Guru memberi nasihat,  “Jika kamu masuk dunia khalwat engkau akan menemukan kenikmatan yang dapat mengalahkan kekuasaan, maka urusan rakyat akan terbengkalai dan Allah murka kepada kita.”  (Al-Badr At-Thali’, 2/167)

Ini menjadi semakin jelas, sebab khalwat hanya dikenal di ilmu Tasawuf. Yaitu menjauh dari hiruk pikuk kehidupan manusia dengan memperbanyak dzikir untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Berita Terkait:  Adab Tidur Dalam Islam Sesuai Hadits Nabi

Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya’ menguraikan plus minus dari metode khalwat ini. Namun bagi seorang Sultan lebih utama untuk tetap mengurusi rakyat dan negara seperti yang diarahkan oleh Syekh Syamsuddin, Guru spritual Sultan al-Fatih.  (***)

Editor    : Amrain Razak
Layout   : Didit
Sumber  : Republika

Komentar