Ferry Daud Liando
A–TIMES,MANADO–Panggung Debat Calon Presiden (Capres) yang ke tiga kalinya di gelar di Gelola Bung Karno(GBK) Minggu(7/1/2024) malam ditanggapi bberagam. Dosen Kepemiluan Fisip Unsrat Ferry Daud Liando mengungkapkan ia masih pesimis debat tersebut berdampak elektabilitas bagi tiga Capres. MMenurutnya jika pemilih indonesia dinominiasi oleh pemilih kritis atau pemilih rasional, maka hasil debat ketiga tadi malam harusnya memberikan dampak elektoral pada masing masing capres. Namun jika prilaku pemilih di indonesia didominasi oleh karkater permilih pragmatis, pemilih sosiologis, pemilih apatis dan pemilih psikologis, maka debat itu tidak memberikan efek apa apa.” Pemilih kritis atau pemilih rasional adalah pemilih yang dipengaruhi oleh tawaran visi dan misi capres. Mana visi yang paling rasional, paling implementatif dan masuk akal untuk memenuhi kebutuhan dari seorang pemilih atau kelompok tertentu maka calon yang empunya visi itu pasti akan dipilih,” pungkas Liando. Jadi menurutnya dasar bagi seseorang dalam memilih adalah keyakinannya bahwa jika capres yang dipilihnya akan terpilih jadi presdien maka kebutuhan individu atau kelompok yang memilihnya akan tterpenuh.Meski demikian, populasi dari jenis pemilih ini sangat sedikit di Indonesia. Sebagian besar hanya oleh kalangan intelektual atau aktivis. Prilku pemilih di indonesia sebagian besar masih di dominasi oleh pemilih pragmatis, sosiologis, apatis dan ppsikologis.Pemilih pragmatis akan ditentukan oleh imbalan yang ia terima. Tanpa imbalan maka ia tidak akan mmemilih.Pemilihsosiologis tidak melihat kapasitas calon tapi melihat pada kesamaan agama, kesamaan etnik atau kesamaan daerah. Dasar bagi sesorang dalam memilih adalah karena hubungan sosiologis iitu.Pemilih apatis adalah pemilih yang trauma dengan kondisi politik di masa lampau. Ia tidak pernah yakin bahwa siapapun presiden yang akan terpilih akan mampu mengubah nasibnya atau nasib bangsanya. Sehingga dari sifat apatismenya itu menyebabkan ia tidak akan memilih siapapun. Pemilih psikologis adalah pemilih yang cenderung melihat pada kondisi fisik calon. Kapasitas bukan soal, yang penting ganteng dan berwibawa. Jenis pemilih ini besar didominasi oleh pemilih ibu-ibu dan gadis-gadis muda. Liando menambahkan .Satu-satunya kelompok pemilih yang diharapkan terpengaruh dengan hasil debat adalah swing voters. Mereka belum menetapkan pilihan sebelum debat selesai. Namun itupun harus dijamin oleh materi visi dan misi masing masing capres dan cawapres. Jika performa debat 1 dan 3 tidak diperbaiki oleh para kontestan maka hasil debat tidak akan berdampak signifikan pada elektoran kandidat tertentu.” Debat yang tidak subtantif, debat saling mengolok-olok dan debat adu siapa yang paling kuat menghafal tentu akan melahirkan debat tanpa efek elektoral,” tandas Liando*)
Komentar