A-TIMES,MANADO- Kelompok massa kontra reklamasi pesisir pantai utara Manado membuktikan janji mereka akan terus menolak rencana pengembangan PT Manado Utara Perkasa (MUP).
Aksi mereka berlangsung damai. Diawali di rumah daseng di tepi Pantai Karangria, Kecamatan Tuminting, Manado, Sabtu siang (22/06).
Mereka bergerak sore hari setelah jumlah massa makin membesar. Massa mengenakan pakaian warna hitam. Ada kain biru muda dilingkar di kepala dan lengan.
Massa juga membawa spanduk menolak reklamasi menggunakan perahu jenis londe dan perahu transportasi antarpulau. Isinya Tolak Reklamasi.
Sekira pukul 15.30 Wita, ratusan massa mulai bergerak. Bergantian mereka orasi memompa semangat massa. Mereka bergerak ke arah Jalan Boulevard Kelurahan Tumumpa 2, melewati Kelurahan Maasing. Berbalik lagi lewati Karangria menuju pesisir Sindulang 1.
Aparat keamanan pun ikut siaga menjaga aksi damai penolakan proyek reklamasi pantai utara seluas 90 Ha.
Piter Sasundame,selaku sekjen Aliansi Masyarakat Perduli Lingkungan Tolak reklamasi menyampaikan orasi penolakan serta pernyataan sikap dari aliansi. Ada delapan point pernyataan sikap.
Di antaranya tanpa syarat dan kompromi menolak proyek reklamasi Manado Utara. Mereka juga akan menyurat ke presiden RI Ir Joko Widodo serta presiden terpilih Prabowo Subianto supaya meninjau kembali sampai cabut izin yang diterbitkan Dirjen PKRL karena tidak memenuhi beberapa syarat sebagaimana seharusnya.
“Kami mendorong Kapolri, Kejaksaan agung dan KPK untuk menyelidiki potensi dugaan suap atau korupsi dalam proses pembuatan izin yang telah diterbitkan. Kami juga akan langkah hukum ke lembaga yang beri rekomendasi,”katanya disambut sorak massa.
Kata Piter penolakan reklamasi ini untuk memperjuangkan hak hidup masyarakat nelayan dan masyarakat bahari.
Aksi melibatkan nelayan Karangria dan Tumumpa serta organisasi mahasiswa di antaranya PMII Manado, GMNI Manado, OI Manado, Kamisan Manado, ANTRA, KELOLA, LSM KIBAR, LSM GERAM LSM FPR.
Warga pesisir Karangria dan Maasing merespon aksi damai dengan positif. Mereka mendukung penolakan reklamasi karena dampaknya akan dirasakan semua warga. Bukan hanya nelayan, tapi tempat mereka berdagang akan hilang.
“Lagipula tidak menjamin kalau proyek reklamasi akan membuat mereka sejahtera. Saya pribadi menolak karena sudah tertera dalam Alquran,” kata Lucky Kadulah Sekretaris Kel Nelayan Sinar Bahari Maasing.(ham)
Komentar