A-TIMES.ID, MANADO — Di bawah kepemimpinan Gubernur Olly Dondokambey dan wakil gubernur Steven Kandouw Pemerintah Sulawesi Utara (Sulut) kembali Menerima Penghargaan dari Pemerintah Republik Indonesia.
Kali ini penghargaan dari Kementerian Pertanian diberikan kepada Gubernur Sulut Olly Dondokambey seperti yang tertera dalam surat undangan bernomor 149/TU.020/M /9/2021 untuk menerima Penghargaan Abdi Bakti Tani 2021 yang akan digelar Senin hari ini (13/9/3021) diistana Wakil Presiden dijalan Medan Merdeka Selatan.
Penghargaan ini diberikan dalam rangkaian hari Tani Nasional 2021 yang jatuh pada tanggal 24 September 2021 nanti, sekaligus Mengapresiasi Kinerja dan Prestasi Pemerintah Daerah yang telah berkontribusi dalam upaya memenuhi kebutuhan pangan bagi 273 jiwa penduduk di Indonesia dan meningkatkan export produk pertanian dimasa Pandemi Covid-19.
Seperti diketahui Pemerintah Sulut tengah gencar melakukan berbagai terobosan untuk meningkatkan sektor ekonomi dimasa Pendemi Covid-19 salah satunya sektor pertanian dengan Programnya Marijo ba Kobong dan berhasil bahkan produk pertanian Sulut terbuka lebar untuk di export ke beberapa negara maju.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) di Sulawesi Utara pada bulan Agustus 2021 menjadi 109,44 atau naik 0,73 persen, dibandingkan dengan Juli yang masih 108,65.
Sementara itu, NTP Sulut pada Juni 2021 sebesar 108,09 dibandingkan dengan Mei yang masih 105,54. Kenaikan NTP Agustus berasal dari dua sisi indeks, yakni indeks yang diterima petani (It) mengalami kenaikan 0,69 persen, sementara indeks yang dibayar petani (Ib) turun 0,03 persen.
Disamping itu, kenaikan NTP ini sejalan dengan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) yang juga mengalami kenaikan sebesar 0,65 persen, dari nilai 109,49 di Juli menjadi 110,21 di Agustus.
Kenaikan pada nilai NTP dan NTUP merupakan salah satu indikator bahwa tingkat kesejahteraan petani Sulut dibawah kepemimpinan Gubernur Olly Dondokambey terus membaik serta dapat menjadi bukti bahwa sektor pertanian selalu bertumbuh khususnya di tengah pandemi Covid 19.
Di wilayah perdesaan terjadi deflasi yang cukup rendah, hanya 0,06 persen.
Hanya kelompok bahan makanan, minuman dan tembakau yang mengalami deflasi sebesar 0,16 persen, sedangkan kelompok pengeluaran lainnya mengalami inflasi dengan nilai yang bervariatif.
Sebagai informasi, NTP ini merupakan perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani dan dinyatakan dalam persentase.
NTP salah satu indikator untuk melihat daya beli petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani, baik untuk proses produksi maupun konsumsi rumah tangga petani. (***)
Peliput: Lily Paputungan
Editor: Amrain Razak
Layout: Syamsudin Hasan
Komentar