Refleksi Setahun A-TIMES, Terus Berbenah, Biar Tak Mati Muda

TAK terasa waktu berlalu begitu cepat. Alhamdulillah, puji Tuhan setahun sudah A-Times mewarnai dinamika di jagad media Sulawesi Utara.

Ibarat umur manusia, A-Times terlalu belia dibanding media lain yang umurnya lebih panjang dari A-Times.

banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90

Yang lain mungkin sudah mencapai usia remaja bahkan dewasa sementara A-Times ibarat “bayi” yang masih merangkak, belum pula melewati masa penyapihan.

A-Times masih perlu banyak asupan nutrisi ide, gagasan, ketrampilan dan keahlian.

So, banyak kekurangan adalah sesuatu yang niscaya tapi terus berbenah tentu saja merupakan keniscayaan lain agar A-Times tak mati muda.

Disitulah tantangan internal para awak A-Times dalam setahun kelahirannya. Dengan seluruh keterbatasan sumber daya berharap dan terus berjuang, agar A-Times bisa tetap eksis menyamai pencapaian media lainnya yang tak hancur diterpa badai perubahan industri media dengan kesengitan dinamikanya.

Berita Terkait:  Kekuasaan Itu Dipergilirkan, Jangan Takut Jika Allah Pindahkan

Dalam refleksi setahun kelahirannya, kami sangat berharap dukungan semua pihak untuk memberi ruang lebih bagi A-Times.

Apresiasi dan penerimaan terhadap apa yang kami lakukan kiranya dapat terus mendapatkan respon positif, paling tidak menjadikan A-Times sebagai alternatif asupan informasi bagi peran serta setiap kita dalam melakukan pengabdian dan menjalankan amanah guna mengisi ruang perjuangan membangun peradaban.

Berita Terkait:  DISWAY: Bus Kurnia

Yang terakhir, kami menyadari bahwa eksklusivisme ide tak lagi bisa di claim sebagai “sesuatu” karena itu penyamaan tampilan selalu saja menjadi wilayah kompetisi tersendiri yang menjadi tantangan berikutnya agar wajah dan isi A-Times selalu relevan untuk menjadi menarik untuk sekedar tidak dilirik.

Terus berbenah, menyajikan yang terbaik, agar A-Times selalu dinanti kehadirannya di ruang baca bagi mereka yang haus informasi adalah tekat kami mengisi tahun kedua. Wallahu’alam.(***)

 

Salam hormat,

Abid Takalamingan (Pembina) 

Komentar