Panen Cabe di Sangihe BI Suport Petani proaktif jaga Kemandirian Pangan dan Tekan Inflasi

 

PROAKTIF: KpW BI Sulut Andy Prasmuko saat hadiri panen cabe dan Tomat di Sangihe bersama petani dan pihak terkait lainnya(*)

A-TIMES,SANGIHE–Bank Indonesia  Perwakilan Sulut terus konsen terkait komoditas pangan daerah berkerjasama dengan pihak terkait melalui High Level   Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD). Ini juga dalam.rangka mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan produksi komoditas pertanian lokal. Kamis(19/9/2024) digelar panen perdana cabai rawit dan tomat di Kelompok Tani Tumendang II, Kelurahan Mahena, Kecamatan Tahuna, Kabupaten Sangihe.

Acara panen ini dihadiri langsung oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara, Andry Prasmuko, yang didampingi oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sangihe, Franki Nantingkaseh. Panen perdana ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan strategis yang disampaikan dalam kegiatan High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) yang berlangsung pada Rabu,(18/9/2024) di Ballroom Tahuna Beach Hotel and Resort.

Melalui pertemuan tersebut, ditegaskan pentingnya peningkatan produksi komoditas pertanian lokal, terutama cabai rawit dan tomat, sebagai salah satu langkah konkret dalam menjaga stabilitas harga dan pengendalian inflasi khususnya di Wilayah perbatasan seperti Kabupaten Sangihe.

Kepala BI perwakilan Sulut Andry Prasmuko menyampaikan, “Kegiatan panen perdana ini bukan hanya pencapaian penting bagi Kelompok Tani Tumendang II, tetapi juga merupakan bentuk implementasi nyata dari hasil diskusi di HLM TPID dan TP2DD kemarin.

Berita Terkait:  CIMB Niaga Teken MoU dengan Universitas Sam Ratulangi Manado

“Petani di Sangihe sekarang hebat, sudah lengkap bukan hanya fokus ke perkebunan tapi juga mulai nanam hortikultura, ini patut di apresiasi dan kami akan terus berkomitmen mendukung pertanian lokal seperti ini”katanya.

Selain menghadiri panen perdana, Bank Indonesia juga memperkenalkan inovasi dalam praktik pertanian berkelanjutan. Untuk meminimalisir ketergantungan pada pupuk kimia yang harganya semakin tinggi, Bank Indonesia memberikan bantuan teknis (Bantek) berupa pelatihan pembuatan pupuk organik dengan memanfaatkan maggot atau larva lalat Black Soldier Fly (BSF).

Pelatihan ini diberikan kepada anggota kelompok tani cabai rawit Tumendang II dan juga Barokah dengan tujuan untuk membantu petani memproduksi pupuk organik yang lebih murah dan ramah lingkungan.

“Selain mendukung pengendalian inflasi, kami juga fokus pada keberlanjutan sektor pertanian. Dengan memberikan pelatihan pembuatan pupuk organik berbasis maggot, kami berharap petani dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang semakin mahal dan sulit didapat, sekaligus membantu menjaga kesehatan lahan dan lingkungan.” tambah Prasmuko.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sangihe juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah dengan berbagai pihak salah satunya dengan Bank Indonesia dalam memperkuat sektor pertanian lokal.

Berita Terkait:  Direksi dan Banwas PD Pasar Manado Jalani Tes Assessment

“Kolaborasi untuk peningkatan produksi pangan lokal sangat penting dilakukan di Sangihe. Kami berupaya terus untuk menjalin kemitraan dengan berbagai pihak seperti dengan lembaga kemasyarakatan, lembaga keagamaan hingga saat ini kita menjalin kolaborasi dengan Bank Indonesia.”

Kami yakin dengan kolaborasi cita-cita kita bersama yaitu kemandirian pangan dapat lebih mudah terwujud. Kami juga terus mengajak seluruh pihak untuk bersama mendukung program mari’e mesuang, sebuah ajakan untuk menanam khususnya komoditas pangan sehingga Sangihe tidak tergantung dengan daerah lain” ucapnya.

Kelompok Tani Tumendang II adalah sebuah pilot project budidaya pertanian hortikultura yang menjadi mitra BI dan juga Pemda dalam program ketahanan pangan di Kabupaten Sangihe. Dengan bantuan pelatihan dan pendampingan teknis dari Dinas Pertanian dan Bank Indonesia, kelompok ini berhasil mengoptimalkan lahan untuk menghasilkan cabai rawit maupun tomat yang berkualitas.Prasmuko menambahkan  pihaknya berharap ilmu dari keberhasilan panen ini dapat direplikasi ke kelompok lembaga keagamaan untuk bersama mendukung program mari’e mesuang, sebuah ajakan untuk menanam khususnya komoditas pangan sehingga Sangihe tidak tergantung dengan daerah lain” ucapnya.(*)

Komentar