PROAKTIF: Kepala Perwakilan BI Sulut Andry Prasmuko bersama pihak terkait pada acara NSIC di Hotel Luwansa Manado(*)
A–TIMES,MANADO– North Sulawesi Investmen Challenge 2024 (NSIC) yang digelar di Luwansa hotel Manado Kamis(18/7/2024) dihadiri 3 daerah.Mereka memaparkan potensi daerahnya masing masing yakni Bolmong,Tomohon dan Minahasa. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara Andry Prasmuko mmengungkapkanNSIC digelar dalam rangka menjaring proyek Clean and Clear baru yang bisa menambah potensi investasi di Sulut. Diawali dengan Capacity Building yang sebelumnya dengan outcome berupa identifikasi awal perwakilan Regional Investment Regional Unit(RIRU) mulai dari tingkat provinsi dan kabupaten kota untuk proyek Clean and Clear diwilayah kerja masing masing. Prasmuko mengungkapkan NSIC ini moment bagi RIRU untuk.menggali potensi investasi diwilayah masing masing.” BI terus berkomitmen mendukung RIRU Sulut. Kami juga berharap penilaian akhir NSIC ini memacu semangat pemprov Sulut dalam peningkatan investasi daerah dan ini nantinya mendorong pertumbuhan ekonomi Sulut,” beber Prasmuko.
Ia mengungkapkan pertumbuhan perekonomian Sulut menunjukan kinerja yang menggembirakan dan masih konsisten diatas capaian pertumbuhan ekonomi Nasional. ” Ditinjau dari sisi permintaan perekonomian Sulut masih didominasi oleh konsumsi rumah tangga dan pembentukan modal tetap bruto(PMTB). Ia menambahkan struktur perekonomian relatif tidak berubah dalam satu dekade. Hal karena Sulut memiliki berbagai potensi Sumber Daya Alam melimpah diantaranya potensi perikanan yang luar biasa dan llainnya.Terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Pemerintah Provinsi Sulut atas berbagai upaya yang dilakukan dalam rangka mendorong pembukaan direct call dari Sulut ke Asia Pasifik, diantaranya penerbangan kargo Manado – Narita yang telah beroperasi sejak September 2020 serta pelayaran langsung Bitung – Tiongkok yang telah dibuka sejak Februari 2024,” jelasnya.
Direct call tersebut kata Prasmuko, diharapkan dapat memperpendek jalur perdagangan, mendorong efisiensi biaya logistik, dan pada akhirnya berkontribusi terhadap perekonomian wilayah. Prasmuko menambahkan sebelum pandemi COVID-19, kunjungan wisatawan mancanegara ke Sulut memiliki kontribusi terbesar dibandingkan provinsi lainnya di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua),” ujarnya. Tetapi perkembangan terakhir menunjukkan recovery rate kunjungan wisman ke Sulut pasca pandemi COVID-19 masih terbatas. Hal tersebut patut menjadi perhatian bersama seluruh pihak untuk mengakselerasi sektor pariwisata di Sulut terutama pemulihan dari sisi supply yang meliputi aspek 3A dan 2P yaitu penyediaan atraksi, amenitas, dan aksesibilitas yang didukung dengan promosi dan partisipasi pelaku usaha yang mumpuni. Prasmuk menyampaikan tujuan NSIC bisa mendorong penciptaan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Sulut secara umum. Atas dasar upaya tersebut, pada tahun 2024, Regional Investment Relations Unit (RIRU) Sulut kembali menyelenggarakan serangkaian kegiatan untuk mendorong peningkatan investasi di daerah melalui penjaringan proyek dalam forum NSIC yang akan dipromosikan kepada investor dalam forum North Sulawesi Investment Forum (NSIF).
“RIRU atau Regional Investment Relations Unit Sulut merupakan hasil kolaborasi KPw BI Sulut bersama Pemerintah Daerah Sulawesi Utara (Pemda Sulut) yang disahkan melalui Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Utara No. 145 tahun 2017,” jelas Prasmuko.
Kepala Biro Ekonomi Provinsi Sulawesi Utara, Reza AW Dotulong mewakili Gubernur Olly Dondokambey menyampaikan apresiasi kepada Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulut beserta segenap jajaran yang telah memfasilitasi pelaksanaan kegiatan North Sulawesi Investment Challenge (NSIC) 202
“Pertemuan ini sangat bernilai, kami memberikan apresiasi atas dukungan berbagai program investasi dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Utara,” ujarnya..(*)
Komentar