Editor: redaksi
Layouter: didit
A-TIMES, JAKARTA– Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan pihaknya mendapatkan fakta dan dokumen baru setelah memeriksa ajudan dan asisten rumah tangga Irjen Ferdy Sambo, Senin (1/8).
Komnas HAM sendiri ikut menyelidiki kasus kematian Brigadir Nofryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Apakah ada pelanggaran hak asasi manusia dalam perkara tersebut?
Salah satu yang membuat (data) ini kaya misalnya terkait apa yang terjadi di Magelang,” kata Anam saat jumpa pers di kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat.
Merespons itu, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan dokumen yang dimaksud Komnas HAM itu masih didalami oleh tim khusus (timsus).
“Tentu didalami timsus,” kata Dedi, Rabu (3/8) sebagaimana dilansir jpnn.com.
Jenderal bintang dua itu memohon semua pihak bersabar dan tidak berspekulasi terkait dengan kejadian di Magelang sebagaimana temuan Komnas HAM tersebut.
“Sabar dahulu, tunggu timsus,” tutur mantan Kapolda Kalteng itu.
Komnas HAM diketahui mendapatkan keterangan baru dan berhubungan dengan penjelasan dari para ajudan Ferdy Sambo lain yang diperiksa pekan lalu.
“Kami ditunjukkan dokumen foto. Enggak bisa kami tampilkan karena itu harus kami verifikasi,” tutur Anam.
Alumnus Fakultas Hukum Universitas Brawijaya ini menuturkan Komnas HAM mengantongi cerita yang terkait kejadian di Magelang.
“Kami diperkaya dengan cerita-cerita yang terkait di Magelang,” ujar pria kelahiran Malang, 25 April 1977 itu.
Brigadir J disebut tewas dalam baku tembak versus Bharada E di rumah dinas Kadiv Propam Polri (nonaktif) Irjen Ferdy Sambo, Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Jumat (8/7) sekitar pukul 17.00 WIB.
Konon sebelum tutup usia dalam drama berdarah di rumah Pak Kadiv itu, Brigadir J baru datang dari Magelang bersama Bharada E dan rombongan. (rin/*)
Komentar