A-TIMES.ID, MANADO – Relatif mengagetkan jurnalis di Sulawesi Utara (Sulut) atas reaksi Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulut, Voucke Lontaan yang terbilang berlebihan merespon pemberitaan mengenai gedung Balai Wartawan yang dimuat di Komentar.ID (KID) edisi 18 Maret 2021.
Berita berjudul ‘PWI Sulut Bisniskan Gedung Balai Wartawan, Kandores: Itu Aset Negara’ membuat Voucke gerah, itu membuat ramai publik.
Voucke bahkan dalam pemberitaan lanjutan, mengancam akan melakukan somasi terhadap sejumlah media online ke Dewan Pers dan menuduh KID melakukan plagiasi (copy paste). Serentak, ia juga langsung mencabut KTA atas nama Jandry Kandores sebagai anggota muda PWI. Aksi koboi Voucke ini mendapat tanggapan Pemred KID Hut Kamrin.
Menurut Kamrin, sikap Voucke hanya akan melahirkan kegaduhan lebih lanjut. Ia pun mempersilahkan Voucke mengadu kemana-mana sesuka hatinya, sesuai prosedur. “Pecahkan saja gelasnya, biar ramai. Mengadulah sampai gaduh,” tutur Kamrin dengan mengutip syair puisi ‘Tentang Seseorang’ karya Rako Prijanto.
Jumat (19/3/2021), Exposemedia juga mengkonfirmasi terkait somasi dan tuduhan plagiasi berita, menerangkan bahwa narasi asli dibuat dari media KID, bukan sebaliknya seperti tudingan Voucke.
“Saya tidak mau debat kusir tentang sebuah produk jurnalistik yang sudah cover both side. Saya hanya ingin mendudukan pemberitaan itu sebagai sebuah produk final,” kata Kamrin.
Tak hanya itu, Kamrin menegaskan, wartawannya sudah mewawancarai Voucke via ponsel, kemudian memberitakan hasil wawancara apa adanya. “Prinsip cover both side sudah jalan. Dan itu berita pertama di KID. Kalau Voucke bilang plagiasi, sebaiknya dia buka lagi KBBI (kamus) untuk memastikan apa defenisi plagiasi atau copy paste,” imbuh Kamrin.
Mengenai tudingan Voucke bahwa Pemred KID tidak pantas memimpin redaksi, Kamrin enggan merespon terlalu jauh. “Ah itu kan asumsinya Voucke sendiri,” balas HK sambil tertawa terbahak-bahak saat dihubungi media ini via ponsel pribadi.
Mantan Pemred harian cetak itu meminta Voucke agar tidak berlebihan memberi respon.
“Kalau dia mau somasi, silahkan! Itu kan salah satu instrumen jurnalistik yang bisa ditempuh. Siapa tahu beliau dapat pencerahan yang memadai dari Dewan Pers soal kedudukan pemberitaan dalam kaidah jurnalistik termasuk cara meng-counter yang benar,” tutur Kamrin menambahkan penjelasan.
Tambah Kamrin, bahwa sebagai praktisi media, dirinya turut menyayangkan sikap Voucke yang menurutnya labil, sehingga seenak perut mencabut KTA atas nama Jandry Kandores sebagai Anggota Muda PWI. “Ini bukan contoh berorganisasi yang baik. Menjadi pemimpin tidak boleh antikritik,” ucap Kamrin menutup. (*/mas)
Komentar