A-TIMES,JAKARTA – Kabar baik untuk jamaah haji yang tertunda keberangkatannya pada tahun 2020 silam karena pandemi Covid-19. Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas memastikan, akan mengutamakan keberangkatan mereka pada tahun 2022 ini.
“Jamaah haji yang diberangkatkan pada 1443H/2022M nanti adalah jamaah haji yang berhak berangkat pada tahun 1441H/2020M,” kata Yaqut dalam rapat kerja bersama Komisi VIII DPR RI di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (17/1).
Hanya saja, kata Yaqut, Kemenag belum mendapat kepastian haji dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi hingga saat ini.
Meski begitu, dia mengaku telah melakukan sejumlah persiapan penyelenggaraan haji 1443 H/2022 M. “Persiapan haji bisa kami jelaskan, kepastian ada atau tidaknya haji 1443H/2022M kewenangan Saudi, namun kami terus koordinasi.
Hasilnya, kepastian belum dapat diperoleh sebagaimana disampaikan raker (rapat kerja) sebelumnya,” lanjut dia. Yaqut menyebut ketidakpastian penyelenggaraan haji tak hanya berlaku di Indonesia, tapi juga di negara lain.
“Belum ada pembicaraan bukan hanya ke Indonesia, tapi negara-negara lain yang menyelenggarakan misi haji,” ujar dia. Yaqut juga menyoroti waktu persiapan yang kian singkat lantaran musim haji jatuh pada Juni nanti.
Dia memastikan pihaknya terus mematangkan persiapan pelaksanaan haji pada 1443 H/2022 M meski keberangkatan jemaah haji belum pasti hingga kini.
“Ketiga, waktu tersisa sesuai kalender Hijriah, perkiraan pemberangkatan jemaah 2022 kloter pertama akan diberangkatkan 4 Zulhijah atau 5 Juni 2022.
Kondisi ini menunjukkan waktu tersisa persiapan hanya berkisar 4 bulan. Melihat lingkup penyelenggaraan ibadah haji yang luas, waktu tersisa sangat terbatas sehingga berbagai persiapan harus segera kita lakukan,” papar Yaqut.
Dia menyebutkan pihaknya menyiapkan skenario penyelenggaraan haji yang terbagi dari 3 opsi di tengah maraknya varian Omicron, yakni kuota penuh, kuota terbatas, dan tidak memberangkatkan jamaah haji sama sekali. Hingga kini, lanjutnya, Kemenag masih mengutamakan opsi keberangkatan kuota penuh.
“Terkait skenario penyelenggaraan haji, mengingat COVID-19 ditandai munculnya varian Omicron maka pemerintah mitigasi penyelenggaraan haji dengan 3 opsi.Pertama, kuota penuh, kuota terbatas, dan tidak memberangkatkan sama sekali. Pemerintah sekarang bekerja dengan skenario opsi pertama, kuota penuh,” kata dia.
Sementara itu, terkait keberangkatan jamaah Umroh Indonesia, Yaqut menegaskan tidak akan dihentikan.Dia juga memastikan proses keberangkatan jamaah umrah akan tetap menerapkan skema kebijakan satu pintu atau one gate policy (OGP).
“Tidak ada pemberhentian umrah. Saya juga sudah meminta kepada Pak Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah agar keberangkatan jemaah tetap menerapkan one gate policy,” kata Menteri Agama Yaqut
Cholil Qoumas.(*)
Editor : Amrain Razak
Layout : Syamsudin Hasan
Sumber : detik.com
Komentar