Peliput/Editor: Lily Paputungan
A TIMES, MANADO–Warning bagi warga Sulut, penyakit Diabetes (gula) ternyata cukup tinggi diderita warga nyiur Melambai. Bahkan Sulut menduduki peringkat pertama se-Indonesia. Hal ini dikatakan Peneliti Healt Collaborative Center (HCC) Dr dr Ray Wagiu Basrowi MKK Senin (2/1/2023) pada acara diskusi awal tahun dengan Ikatan Wartawan Sulut (IWO).
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) ini mengungkapkan selain Diabet angka stunting juga cukup tinggi dan ini jadi Pekerjaan rumah (PR) bagi kita semua untuk mencari solusi. Cara menekan ini harus ada intervensi pemerintah, akademisi dan Media,” ujar Ray.
Ia menambahkan, dengan begitu adanya intervensi pemerintah sebagai user, maka semua pihak terkait persoalan kesehatan ini bisa diatasi. “Pemicu Diabetes ini karena pola hidupnyang tak teratur. Harus rajin memeriksakan diri di puskesmas atau rumah sakit dengan begitu kita bisa secepatnya tau apa yang dilakukan saat kita mulai sakit,” kata Ray.
Soal stunting, alumni Faked Unsrat ini menjelaskan bahwa harus ada kesadaran warga dan mau care dengan anak-anak. “Stunting ini persoalan serius, jika tak ditangani dengan baik, kita terancam kehilangan generasi emas di 2045 nantinya,” terang Ray.
Lanjutnya, Stunting ini bukan aib tetapi kurangnya asupan makanan sehat dan bergizi bagi anak-anak, makanya tak perlu malu. “Caranya sebagai orangtua wajib peka dengan tumbuh kembang anak,” ucapnya.
Diketahui, sharing tersebut dipandu Ketua IWO Sulut, Jeane Rondonuwu, juga dihadiri
Pendiri Yayasan Pelita kasih Abadi (YPeka) Yuswandani Adiloekito, atau akrab disapa Ibu Adi dan pengurus IWO, serta HCC bersama Media siap berkolaborasi menekan ini dengan pemerintah sebagai pengambil kebijakan.
“Kita mulai ini secara bertahap dengan mengumpulkan data dari seluruh elemen terkait dan nantinya dirumuskan bersama kemudian kita sampaikan ke pemerintah bahwa ini penting untuk ditindaklanjuti,” tutup Ray.(*)
Komentar