Terinspirasi Wisata Religi Kyoto. OD Minta AA-JG dan WL Terapkan di Sulut

Editor: Lily Paputungan

A-TIMES, TOKYO – Tur wisata Manado-Narita Jepang yang dipimpin Gubernur Sulut Olly Dondokambey banyak memberi manfaat. Salah satu kota yang disampiri Kota Kyoto Jepang.

banner 728x90

Di bekas ibu kota Jepang, tujuan wisata gubernur dan beberapa kepala daerah di Sulut ke kawasan Kuil Kiyomizudera. Lantaran gunakan bus, lama perjalanan sekira 20 menit dari pusat Kota Kyoto.

Suasana di kuil Budha yang dibangun sekitar abad ketujuh atau (798 M) ramai dengan pengunjung. Turis local paling dominan. Maklum kuil tanpa paku telah jadi warisan budaya Unescos sejak tahun 1994.

Letak kuil yang 10 kali direnov terletak di ketinggian di puncak bukit. Dari atas kuil kelihatan panorama indah dikelilingi taman asri.

Rombongan Pemprov Sulut dan Forkompimda sangat terpesona menikmati suasana indah dan asri saat masuk ke area Kuil.

Rombongan Gubernur OD terpana dan kagum melihat para wisatawan menggunakan baju adat Jepang Kimono. Semua kimono disewakan selama di dalam kawasan.
OD terinspirasi supaya spot wisata Sulut mengadopsi budaya lokal di Jepang.

“Sulawesi banyak memiliki budaya asli daerah dari beragam suku. Ini jika dikembangkan dan dilestarikan secara baik pasti bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan khususnya turis asing,”kata Olly  sambil menambahkan. ” Saya mendorong walikota dan bupati harus melestarikan budaya lokal didaerah masing-masing. Saya kira itu wajib dijaga karena warisan leluhur yang memiliki nilai sejarah.”

Berita Terkait:  Kendalikan Lonjakan Harga Migor, Pemkot Bitung Gelar OPM Libatkan Tiga Pabrik

Sejumlah kepala daerah seperti Wali Kota Manado Andrei Angow, Bupati Minahasa Utara Joune Ganda, Bupati Kepulauan Sitaro Evanglien Sasingen dan Wakil Wali Kota Tomohon Wenny Lumentut mendampingi gubernur bertekad mengadopsi pengelolaan wisata berbasis budaya daerah di Kyoto meski memang secara kultur berbeda.

” Mewujudkan Kota yang bersih masih menjadi pekerjaan rumah bagi saya dan wakil wali kota. Budaya bersih masih sangat kurang diterapkan oleh warga Kota Manado. Harus ada kesadaran dari masyarakat dulu baru kota bersih itu bisa terwujud”, tandas Andre Angow.

Sementara, Joune Ganda menyentiol  Minahasa Utara terdiri dari dua suku besar, Suku Sangihe, sitaro dan Talaud serta Suku Minahasa. Budaya dari kedua suku masih sangat kental dan saya bersama wakil bupati tentu akan berupaya mengembangkan dan melestarikan budaya tersebut melalui berbagai agenda pariwisata tahunan.

“Masih banyak kekurangan tapi kita berupaya Minahasa Utara bisa menjadi daerah destinasi utama pariwisata di Sulut, apalagi salah satu kawasan di Minut sudah menjadi kawasan destinasi prioritas,” tambahnya

Berita Terkait:  Gubernur Imbau Jaga Toleransi dan Gotong Royong 

Perjalanan di Kuil Kiyomizudera masih berlanjut, meski harus berjalan kaki dan menanjak ke arah Kuil Kiyomizudera, tidak membuat peserta rombongan Gubernur lelah atau patah semangat. Selain asri dan indah, destinasi wisata ini didukung dengan kondisi yang bersih bebas dari sampah.

Sebelum ke kawasan utama, Kuil Kiyomizudera dikelilingi beberapa Sanenzaka-Nanenzala dan Kuil Chionin serta Kuil Yasaka. Ternyata untuk bisa tembus ke Kuil Kiyomizudera pengunjung harus membayar tiket masuk senilai 400 Yen per orang.

Kunjungan ke Kuil-kuil ini memberi kesempatan bagi rombongan Gubernur untuk mengabadikan dengan berswafoto dan berfoto ria.
Puas mengelilingi Kuil, rombongan termasuk Gubernur OD dimanjakan dengan kuliner khas Jepang seperti jajanan kue mochi dan coklat serta eskrim green tea.
Beragam jenis jajanan ini bisa ditemui di lokasi ini, sebab toko kuliner dan cenderamata khas Jepang berjejeran di satu kawasan ini dan menawarkan dengan beragam varian. Salah satu yang diburu dan dinikmati rombongan gubernur adalah es krim green tea. Sensasi lezatnya eskrim ini mampu mengalahkan dinginnya cuaca di daerah Kyoto.(*)

Komentar