A-TIMES, KOTAMOBAGU — Pondok Pesantren (Pospes) Tahfidz Markas Tidzka Kota Kotamobagu mendeklarasikan dan menolak pemahaman radikalisme dan terorisme.
Hal ini sebagai bentuk untuk menangkal agar pemahaman tersebut tidak mewabah di ponpes, terlebih pada para santri yang mondok. Pimpinan Ponpes, Mohamad Kadri Djumaat LC mengatakan sangat bersyukur karena ada sinergitas antara pemerintah dengan pondok pesantren.
“Mari kita jaga bumi Indonesia yang kita cintai terlebih khusus di Sulawesi Utara serta di Ponpes Tahfidz Markas Tidzka dari pemahaman radikalisme dan terorisme,” terangnya.
Lanjutnya, di Ponpes Tahfidz Markas Tidzkar Kotamobagu sangat menjaga dan memperhatikan jangan sampai pemahaman radikalisme masuk di ponpes.
“Kami sangat serius menjaga pemahaman radikalisme dan terorisme menjangkit pada anak-anak santri, karena itu akan merusak tatanan agama Islam,” kata Kadri.
Lanjut dia, Agama Islam adalah agama yang mengajak pada kerukunan. “Islam adalah agama rahmatan lil alamin yakni agama yang dirahmati Allah SWT di alam semesta ini untuk kita saling sayang menyangi sesama manusia,” ucapnya.
Kadri juga menegaskan sangat mengecam ketika ada pemikiran yang mengarah pada radikalisme dan terorisme. “Mudah-mudahan Allah SWT memberikan kekuatan pada kita semua sehingga bisa bersinergi dan bersatu dengan pemerintah dalam menjaga kerukunan dan keamanan di Sulut serta lebih khusus di Kota Kotamobagu,” tutupnya.(rin/*)
Peliput/Editor : Saleh Nggiu
Layout : Didit
Komentar