PON XX Papua: Awas, Atlit Paralayang Dilarang Salah Mendarat

A-TIMES.ID, JAYAPURA – Atlet paralayang di PON XX/2021 Papua benar-benar diuji kepiawaiannya membaca arah angin menuju titik finis. Sebab, bila salah mendarat bisa nyawa taruhannya. pasalnya, venue perlombaan dikelilingi kandang buaya.

Paralayang PON Papua 2021 dihelat di Skyline, Jayapura mulai 30 September hingga 12 Oktober 2021. Selain cuaca dan venue yang betul-betul baru buat tim tamu, musuh lain atlet paralayang di PON Papua adalah buaya.

banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90

Ya, lapangan mendarat paralayang berbatasan langsung dengan penangkaran buaya Bintang Mas.

“Inilah keunikan paralayang di Papua. Ini pertama kalinya seluruh atlet, saya rasa, kecuali tim tuan rumah bermain di sini. Tempat landing bagus, tepat di tepi jalan raya sehingga untuk pertama kalinya pula, paralayang dengan gampang ditonton warga, serta ada di penangkaran buaya,” kata Tony Yidantoro, manajer paralayang DKI Jakarta.

Berita Terkait:  Mahasiswa Papua Deklarasi Sukseskan PON XX di Bumi Cendrawasih

“Venue ini pas awal sangat mendebarkan, karena, kata para atlet, pas melihat ke bawah wah nongol-nongol buaya. Awalnya, agak deg-degan juga, tetapi kalau melihat jarak tempuh dari titik start ke tempat landing ini sangat mudah dicapai. Jadi, asal tidak melakukan kesalahan, atlet tidakakan salah mendaratlah hehehe,” Tony menambahkan.

Dalam manager meeting, Tony dan manajer tim lain juga diinformasikan kalau sebagian besar kolam telah dikosongkan. Tetapi,memang justru kolam yang tepat berada di seberang lapangan mendarat paralayang ada buayanya.

“Dan, itu menjadi tantangan tersendiri buat atlet untuk makin cermat membaca arah angin,” dia menegaskan.

Berita Terkait:  PEROLEHAN MEDALI SULUT PON XX PAPUA 2021 HINGGA RABU 13 OKTOBER

Bagi atlet paralayang DKI Pricilia Monica Runtulalo (22) venue itu benar-benar baru baginya. Kolam buaya memang mengerikan, namun dia menjadikannya sebagai tantangan.

“Sempat ciut juga pas mendengar finisnya di dekat kolam buaya, tetapi pas terbang pertama eh ternyata masih dalam jarak aman. Lagipula yang tampil di sini kan atlet berpengalaman semua,” kata Pricilia.

Justru bentang alam venue yang menjadi kesulitan di paralayang kali ini. Itu menjadikan angin sangat kencang di area mendarat.

“Lokasinya seperti mangkuk makanya turbulensi angin di bawah tinggi,” ujar dia. (***)

Editor: Idham Malewa
Layout: Syamsudin Hasan
Sumber: detik

Komentar