A-TIMES.ID — PASANGAN Greysia Polii/Apriyani Rahayu menembus batas-batas di Olimpiade Tokyo 2020. Untuk pertama kalinya sepanjang sejarah, Indonesia bakal mendapat medali di nomor ganda putri.
Hal ini terpastikan setelah Greysia Polii dan Apriyani Rahayu melewati duel sengit kontra pasangan Korea Selatan dan unggulan keempat, Lee So-Hee/Shin Seung-chan pada Sabtu (31/7/2021) pagi WIB.
Hasil setelah laga berat selama 71 menit tersebut memastikan Indonesia akan membawa pulang medali pertama dari nomor ganda putri sepanjang sejarah partisipasi Merah Putih di Olimpiade.
Bahkan, pencapaian pasangan senior-junior (Greysia berusia 33 tahun dan Apriyani 23 tahun) ke babak semifinal dengan sendirinya telah menjadi sejarah. Baca juga: Olimpiade Tokyo, Pesan Greysia ke Apriyani di Semifinal Sebelum Cetak Sejarah Sebelum pasangan tersebut, pencapaian tertinggi ganda putri Indonesia di Olimpiade adalah perempat final.
Pencapaian tersebut datang saat Greysia berjuang bersama Nitya Krishinda Maheswari di Rio 2016 dan juga di Sydney 2000 saat Eti Gunawan berpasangan dengan Cynthia/Tuwankotta.
1. Barcelona 1992 Erma Sulistyaningsih/Rosiana Tendean Finarsih/Lili Tinampi Babak pertama Perempat final
2. Atlanta 1996 Finarsih/Tampi Lili Babak kedua
3. Sydney 2000 Eti Gunawan/Cynthia Tuwankotta Perempat final
4. Athena 2004 Jo Novita/Lita Nurlita Babak kedua
5. Beijing 2008 Liliyana Natsir/Vita Marissa Babak pertama
6. London 2012 Meiliana Jauhari/Greysia Polii Diskualifikasi
7. Rio 2016 Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii Perempat final
8. Tokyo 2020 Greysia Polii/Apriyani Rahayu Final ??
“Luar biasa. Saya kira situasi dan kondisi di lapangan benar-benar bersama kami. Pertandingan hari ini kami hanya ingin memberikan yang terbaik,” kata Greysia Polli dilansir dari situs BWF.
“Kami sudah kalah dan menang melawan pasangan ini, jadi kami tidak ingin memikirkannya. Kami hanya ingin mempersiapkan yang terbaik.”
Sementara, Apriyani mengutarakan duet yang pertama dipasangkan pada 2017 ini sempat kesulitan karena angin di venue Musashino Forest Plaza, Tokyo.
“Smash lawan itu kencang karena mereka menang angin di game kedua. Tapi, seperti yang sudah dikatakan, kami sudah punya spirit lebih dulu,” kata Apri yang juga mengakui adanya sikap saling pengertian antarpartner yang menjadikan kekompakan keduanya lebih erat.
Sementara itu, pelatih ganda putri Eng Hian menekankan hal tak kalah penting jelang partai pamungkas melawan pasangan China Chen Qingchen/Jia Yifan.
Sang pelatih meminta masyarakat Indonesia bisa meredam ekspetasi berlebihan kepada anak-anak latihnya. Menurutnya, biarkan Greysia/Apriyani dengan caranya sendiri di babak final.
“Sebenarnya masalah nonteknis saat pemain tidak bisa mengontrol ekspektasi. Olimpiade ini banyak unggulan tumbang karena bermain berbeda dengan standar karena beban berat,” kata Didi, sapaan karib Eng Hian.
“Mohon pemberitaan jangan terlalu berlebihan. Mohon doanya saja.” (***)
Editor: Idham Malewa
Sumber: Kompas.com
Komentar