Gelar FGD, Jurnalis Perempuan Sulut Ajak Kaumnya Lebih Produktif

A-TIMES, MANADO – Kesetaraan gender atau kesetaraan antara laki-laki dan perempuan mengacu pada hak – hak  kesempatan dan perlakuan yang adil oleh laki-laki dan perempuan dari semua kelompok umur dan segala tahapan kehidupan dan pekerjaan.

Sementara itu kasus kekerasan sangat rentan pada perempuan termasuk para pekerja pers di Indonesia. Jika dibandingkan dengan negara Laos yang penduduknya sangat sedikit perempuan dinegara itu sangat produktif dan menduduki sejumlah posisi strategis dan juga menjadi pemegang saham sejumlah perusahaan.

banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90

Hal ini dipaparkan  Irene Rindo Rindo penerjemah bahasa Indonesia di Laos juga mantan wartawan di Sulut yang juga  bekerja didiplomat  kedutaan Indonesia di Laos  pada Focus Group Discusion (FGD) jurnalis perempuan Sulut Kamis (28/10/2021) di Manado. Diskusi tersebut dihadiri para jurnalis perempuan seperti Susan Palilingan, Jeane Rondonuwu, Gracey Wakary dan lainnya.

” Dinegara Laos perempuannya sangat maju dan menjadi penyumbang kemajuan perekonomian negara yang dulunya miskin kini maju pesat,” tutur Irene seraya mengingatkan jangan kalah dengan perempuan Laos.

Berita Terkait:  Selesaikan Polemik Tamnas Bunaken, Wagub Fasilitasi Komisi IV DPR RI

Mereka hebat tetapi tak pernah lupa dengan budaya dan kewajibannya sebagai perempuan. Mantan nominasi Putri Indonesia 2002 ini juga mengungkapkan majunya perempuan Laos karena mereka mau belajar dan terus mengembangkan diri serta sejak kecil dibentuk jadi pekerja keras.

Susan Palilingan kepala Biro Kompas TV di Manado mengungkapkan dunia jurnalis adalah pilihan.” Karena ini sudah  jadi pilihan hidup saya, makanya kita jangan kalah dengan laki laki maju terus dan mengembangkan diri dan tetap mengedepankan profesionalisme kita sebagai jurnalis.

Memang pernah mencoba duduk dibelakang meja tetapi lebih enjoy turun lapangan,” paparnya saat sharing pengalaman. Senada dikatakan Jeane Rondonuwu.

Intinya tambah pemred salahsatu media online ini, sebagai perempuan harus terus belajar dan  mengembangkan diri.” Tantangan kedepan memang semakin kompleks, intinya kita harus  terus mengasah kemampuan dan terus belajar satu kebanggan bagi kita ketika hasil karya  Kita dihargai mari kita terus berbenah untuk lebih profesional,” tambah mantan wartawati yang juga salahsatu role model wartawati Sulut  ini.

Berita Terkait:  Warga dan Pemerintah Kotabunan Apresiasi PT ASA Patuhi AMDAL dan Atasi Pengangguran

Gracey Wakary memaparkan pengalamannya sebagai jurnalis.” Intinya etika saat dilapangan maupun berhadapan dengan nara sumber wajib dimiliki sebagai jurnalis,” tambah Gracey.

Intinya tambah Irene Kekerasan terhadap perempuan khususnya pekerja pers sangat rawan.” Sebagai jurnalis perempuan kita harus punya kemampuan lebih dari yang lain untuk menjadi jurnalis yang profesional. Jangan takut melaporkan kekerasan ketika kita diperlakukan tak wajar ketika dilapangan dan ditempat kerja,” tutup Irene.(***)

Peliput/Editor : Lily Paputungan
Editor               : Amrain Razak
Layout              : Syamsudin Hasan

Komentar