A-TIMES, BOLSEL- Stigma buruk tentang warga Bolsel yang banyak miskin dan stunting terbantahkan dengan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS). Data yang direkam BPS, Pemerintah kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) mencatat pencapaian signifikan dalam upaya penurunan angka kemiskinan dan stunting.
BPS mencatat di triwulan III 2024, angka kemiskinan di Bolsel berhasil ditekan hingga 11,33 persen, sehingga ini sangat bertolak belakang dengan anggapan ataupun dugaan-dugaan liar yang tidak menyesuaikan dengan data yang jelas.
“Jelasnya proses penurunan angka kemiskinan ini tidak lain didorong oleh tiga faktor utama: Pemenuhan hak dasar, Pengurangan beban hidup dan Peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Pemenuhan Hak Dasar – Program pembangunan rumah layak huni menjadi salah satu prioritas untuk menjamin hak dasar masyarakat.
Pengurangan Beban Hidup – Layanan kesehatan melalui BPJS yang kini menjangkau 96 persen warga Bolsel berkontribusi besar dalam mengurangi beban biaya kesehatan.
Peningkatan Kualitas Hidup – Pemberian beasiswa untuk siswa kurang mampu, pengembangan UMKM, serta peningkatan infrastruktur publik turut memperkuat perekonomian masyarakat Bolsel”.Ungkap Sekda Bolsel Arvan Ohy saat di kunjungi Pilarbmr.com diruang kerjanya
Tak hanya itu kata Arvan, Bahkan program pemberdayaan masyarakat dan bantuan sektor perikanan serta pertanian sangat membantu dalam peningkatkan kesejahteraan masyarakat di Bolsel.
Pastinya angka Stunting Turun Signifikan. Selain penurunan kemiskinan, angka stunting di Bolsel juga mencatat penurunan yang signifikan. Bahkan, Kepala Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan (Bapelitbang), melalui Sekretaris James F. Lumangkun, S.Hut, mengungkapkan bahwa stunting di Bolsel justru semakin rendah dibandingkan daerah lain.
“Terlihat melalui data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) Kementerian Kesehatan, sejak 2019 angka stunting di Bolmong Selatan turun dari 15,55 persen menjadi hanya 2,05 persen pada Oktober 2024” Jelas Arvan
Lanjut Avan, menurutnya James pun menjelaskan penurunan ini tercapai melalui pelaksanaan intervensi spesifik dan sensitif.
Intervensi spesifik mencakup perbaikan gizi, pemberian makanan tambahan untuk balita dan ibu hamil, serta penanganan balita gizi buruk melalui posyandu. Selain itu, Untuk mempercepat penurunan stunting, Pemkab Bolsel meluncurkan program Bolsel Tuntaskan Stunting (BTS) pada tahun 2023. Program ini bertujuan memberikan bantuan segera kepada balita stunting hasil pengukuran bulanan.
“Program BTS ini, menurut James melibatkan berbagai elemen, termasuk pemerintah desa dan masyarakat setempat, untuk memastikan penanganan kasus stunting berjalan efektif dan tepat sasaran. Dengan berbagai upaya yang dilakukan Pemkab Bolsel dalam menangani kemiskinan dan stunting, harapannya adalah kualitas hidup masyarakat semakin meningkat dan stigma buruk daerah termiskin serta angka stunting tertinggi dapat dihilangkan dari Kabupaten Bolsel”.Pungkasnya. (Hen)*
Komentar