A.TIMES-MANADO– Produk keuangan digital semakin luas, namun kebanyakan anak muda awam dengan layanan keuangan digital dengan baik.
Menyikapi hal ini, PT Indonesia Fintopia Technology pemilik Easycash menggelar literasi keuangan di Universitas Sam Ratulangi Manado. Acara dihadiri ratusan mahasiswa. Mereka dapat pengetahuan tentang manajemen keuangan, manfaat dan risiko dari layanan pinjaman daring (pindar), serta perbedaan antara platform pindar dan pinjaman online (pinjol).
Head of Corporate Affairs Easycash, Wildan Kesuma, mengatakan, “Generasi muda perlu mengetahui cara mengelola keuangan sejak dini agar dapat mengambil keputusan keuangan yang tepat. Sebagai platform pinjaman daring yang berizin dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan,
Easycash berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat.
“Kami ingin memastikan bahwa akses ke layanan keuangan digital juga diimbangi dengan pemahaman yang benar dalam penggunaannya.”
Manado menjadi kota pertama dalam rangkaian program literasi keuangan Easycash di tahun 2025 karena tingkat pemahaman masyarakat terhadap risiko keuangan perlu terus ditingkatkan,”kata pimpinan EasyCash.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat literasi keuangan di Sulawesi Utara masih berada di angka 50,13 persen, sementara tingkat inklusi keuangan telah mencapai 86,23 persen. Ketimpangan ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang menggunakan produk keuangan tanpa pemahaman yang cukup.
Beberapa tips manajemen keuangan yang disampaikan adalah,
“Mahasiswa perlu membiasakan untuk mencatat jumlah pemasukan dan pengeluaran tetap untuk mengetahui kapasitas keuangan bulanannya. Selain itu, mahasiswa disarankan untuk menerapkan prinsip 40:30:20:10 untuk menjaga pengeluaran bulanannya. Komposisi 40 persen dialokasikan untuk biaya dan gaya hidup. Selebihnya maksimal 30 persen untuk pembayaran cicilan, 20 persen untuk perlindungan masa depan (dana darurat, tabungan, asuransi, BPJS), serta 10 persen untuk sumbangan, sedekah, dan lain-lain,” ujar Wildan.
Sementara itu, terdapat beberapa perbedaan yang mendasar antara pindar dan pinjol ilegal yang perlu diketahui oleh para generasi muda, “Pinjol ilegal beroperasi tanpa aturan—menawarkan pinjaman lewat pesan pribadi tanpa meminta persetujuan, tidak memiliki panduan batasan bunga, dan menagih menggunakan ancaman yang seringkali disertai penyebaran data pribadi. Sebaliknya, platform pindar yang berizin dan diawasi OJK beroperasi secara transparan, dan mengimplementasikan bunga yang sesuai dengan ketentuan OJK. Selain itu, setiap penagihan dilakukan oleh platform pindar dilakukan oleh tenaga penagih bersertifikat yang beroperasi sesuai dengan peraturan dari OJK dan AFPI,” tutup Wildan.
Selain melakukan kegiatan edukasi literasi keuangan di universitas, Easycash juga memperluas jangkauan literasi keuangan melalui berbagai media. Easycash turut menggelar diskusi tentang
literasi keuangan di beberapa media di Manado. Melalui berbagai inisiatif ini, Easycash berharap dapat meningkatkan wawasan masyarakat tentang pentingnya literasi keuangan dan mendorong pemanfaatan layanan keuangan digital secara cerdas dan bertanggung jawab.
Sekilas tentang Easycash adalah platform fintech peer-to-peer (P2P) lending yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Easycash berkomitmen untuk memberikan akses layanan keuangan terutama bagi mereka yang belum terlayani (underserved) dan tidak memiliki akses ke layanan perbankan (unbanked).
Easycash berdiri pada 2017, Easycash telah dipercaya oleh lebih dari 7,2 juta pengguna di seluruh Indonesia, dengan total penyaluran dana mencapai lebih dari Rp63,21 triliun per bulan Desember 2024. Pada tahun 2023, Easycash meraih peringkat kedua dalam penyaluran pendanaan terbesar di industri fintech P2P lending, sebagaimana tercatat dalam Roadmap OJK 2023-2028.
Aplikasi Easycash tersedia di Google Play Store dan Apple App Store, memberikan kemudahan bagi pengguna untuk mengakses layanan kapan saja dan di mana saja. Untuk informasi lebih.(ham)
Komentar