Kasus dan Sakit Enembe Buat Pelayanan Pemprov Buruk, Cendekiawan Muda Papua Desak Mendagri Nonaktifkan Gubernur

A-TIMES,JAYAPURA – Sikap prihatin ditunjukkan kelompok intelektual muda Papua.

Pasca penetapan tersangka dugaan kasus korupsi disertai sakit, Gubernur Papua Lukas Enembe tidak maksimal menunaikan tugasnya.

banner 728x90 banner 728x90 banner 728x90

Sudah empat kali Lukas menderita stroke. Semua aktivitasnya dibatasi, termasuk berurusan dengan pelayanan.Akselerasi pemerintahan ikut terhambat di bumi cendrawasih.

Salah satu yang lagi dipertontonkan Lukas dan keluarganya tidak bisa memenuhi panggilan KPK.

Sudah muncul suara masyarakat yang mengeluh tidak bisa mendapatkan pelayanan karena pejabat yang hendak ditemuinya di kantor gubernur tidak berada di tempat. Koordinator Cendikiawan Muda Papua, Paulinus Ohee juga mengeluhkan hal yang sama.

Paulinus berujar, sakitnya Gubernur Lukas Enembe dan kasus korupsi yang sedang dihadapinya, memang sangat mengganggu jalannya roda pemerintahan.

“Penting sekali untuk adanya pejabat gubernur untuk melaksanakan proses pelayanan publik oleh Pemerintah,” kata Paulinus Ohee di Jayapura, Minggu (16/10/2022).

Berita Terkait:  4 Anggota DPRD Jawa Barat Dipanggil KPK

Menurut Paulinus, dengan dinonaktifkannya Lukas Enembe dari jabatan Gubernur karena sudah sekian lama sakit, akan memberikan tiga manfaat sekaligus. Lukas bisa lebih fokus menjalankan perawatan kesehatan, lebih siap menghadapi proses hukum, dan kinerja Pemprov dalam melayani masyarakat tetap optimal.

“Kondisi gubernur dalam keadaan sakit, namun Pemerintahan harus tetap berjalan. Dalam hal ini Menteri Dalam Negeri harus menonaktifkan gubernur untuk pemulihan kesehatan dan menjalankan proses hukum yang sedang dihadapi” tegas Paulinus.

Ditambahkan, sangat penting sekali Gubernur selaku kuasa pengguna anggaran harus ada. Dengan adanya pejabat gubernur baru maka semua hambatan dalam menjalankan roda pembangunan di Papua dapat teratasi.

Berita Terkait:  Hindari Wartawan Sekkot Main Kucing kucingan Usai Diperiksa Tipidkor Polda Sulut  

Paulinus juga mengomentari terkait dilantiknya Lukas Enembe menjadi kepala suku besar Papua. Menurutnya, itu adalah sebuah kesalahan terhadap adat istiadat yang ada di Tanah Papua.

“Ini bisa menimbulkan perpecahan antara masyarakat adat di wilayah Papua,” kata Paulinus.

Ia mengimbau agar ke depan jangan lagi ada pelantikan seperti yang dilakukan oleh dewan adat Papua. Dirinya tegas menolak dan tidak mengakui pengukuhan itu.

“Lukas berasal dari wilayah adat Lapago, sehingga dia tidak bisa langsung diangkat secara umum menjadi kepala suku besar dari seluruh wilayah adat yang ada. Kami menolak,’’ tutup Paulinus.[*]

 

Komentar