A-TIMES, MANADO – Terobosan baru yang inovatif terus dilakukan para akademisi dari Universitas Sam Ratulangi (Unsrat).
Mereka menemukan teknologi terkait dengan pengelolaan limbah ternak menjadi biogas dan pupuk organik (bioslurry) yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomis.
Teknologi ini telah diterapkan oleh tim dosen dan mahasiswa Fakultas Peternakan dan Fakultas Teknik Unsrat melalui Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) Unsrat kepada kelompok peternak babi “Cahaya Berkat” di Desa Tiwoho, Kecamatan Wori, Minahasa Utara beberapa waktu lalu.
Tim PKM mengajari penerapan teknologi mengubah limbah kotoran babi menjadi biogas tipe fixed dome, yang ramah lingkungan dan berdaya guna tinggi
“Melalui teknologi biogas, kotoran babi bisa diolah menjadi energi untuk memasak bahkan penerangan. Sisa olahannya berupa bioslurry dapat dijadikan pupuk organik yang bermanfaat bagi lahan pertanian,” jelas Dr. Lidya Kalangi
Kata Kalangi teknologi energi terbarukan juga akan mengatasi masalah pencemaran lingkungan di Desa Tiwoho. Lantaran kotoran babi dibuang ke saluran umum atau sungai. Ini berpotensi memicu konflik sosial, juga berdampak pada kesehatan masyarakat.
Program PKM ini dilakukan melalui beberapa tahap, mulai dari sosialisasi, pelatihan, pembangunan reaktor biogas dengan kapasitas sekitar 4 kubik, hingga pendampingan dan evaluasi.
“Pelatihan berupa prinsip dasar biogas, cara pengoperasian biodigester, pemanfaatan bioslurry, serta manajemen usaha ternak ramah lingkungan sesuai Good Farming Practice,”tambah Prof Femy
Tim kemudian lakukan pendampingan untuk memastikan sistem berjalan baik serta mendorong peternak mengembangkan usaha secara berkelanjutan.
Kehadiran PKM Unsrat sangat diapresiasi Ketua kelompok “Cahaya Berkat”, Ganitje Runtukahu. Mereka sangat terbantu mendapatkan solusi.
“Terima kasih besar kepada Unsrat. Kami memang kesulitan mengelola limbah kandang. Dengan adanya teknologi ini, kami bisa mengurangi pencemaran sekaligus mendapat manfaat energi dan pupuk,” ujarnya.
Dr Femi mengakui program yang didanai Kemendiktisaintek TA. 2025 untuk mendukung pencapaian SDGs ke-7 (Energi Bersih dan Terjangkau), SDGs ke-13 (Penanganan Perubahan Iklim), serta SDGs
ke-15 (Ekosistem Daratan).
Di tingkat nasional, kegiatan ini sejalan dengan Asta Cita Presiden RI. Khususnya poin kedua, mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada energi dan ekonomi hijau.
PKM bukan sekadar memberi solusi teknis, tetapi juga mendorong perubahan perilaku peternak agar lebih ramah lingkungan, produktif, dan berkelanjutan.
“Kami tim PKM Unsrat bersama kelompok peternak babi “Cahaya Berkat” di Desa Tiwoho, Minahasa Utara menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Unsrat,”kata Dr Kalangi.(ham)