Nadine Chandrawinata Ajukan Petisi Tolak Tambang di Sangihe

A-TIMES.ID, JAKARTA – Model yang juga aktivis lingkungan, Nadine Chandrawinata ikut bersuara menolak adanya aktivitas tambang di Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Nadine mengajak masyarakat untuk ikut menandatangani petisi yang tautannya ada di akun Instagram @save.sangihe.

Sampai berita ini ditulis, petisi yang ditujukan untuk Presiden RI Joko Widodo ini sudah ditandatangani oleh 101.646 orang.

Dalam unggahan di akun Instagramnya pada Kamis, 17 Juni, Nadine menyebut Sangihe sebagai Zamrud Beranda Utara Negeri. Mantan Putri Indonesia 2015 ini mengunggah foto-foto saat ia menyelam di kawasan Sangihe. Ia masih berharap ada mukjizat yang bisa mengubah keputusan untuk Sangihe.

“Kenapa Sangihe harus diperjuangkan? Hmm, pendeknya: keseimbangan alam. Panjangnya: jika ada aktivitas tambang, kegiatan pertanian akan terganggu. Limbah dari aktivitas tambang tersebut akan merusak perairan di sekitar pulau,” tulis Nadine.

Saat ini, menurut Nadine, masyarakat Sangihe menjadikan hutan dan laut sebagai penopang hidup mereka. Nadine juga membagikan perjalanannya ke Sangihe yang disebutnya memiliki keindahan alam yang nyata. Alasan itulah yang membuat Nadine senang bolak-balik ke Sangihe untuk melakukan hobinya, menyelam.

Bahkan di tahun 2012, bersama dengan ayahnya, Andy Chandrawinta dan Bupati Sangihe Jabes Ezar Gaghana pernah melakukan proses rekaman dokumentasi.
Di mana kegiatan yang juga diliput oleh media itu digunakan untuk menyuarakan alasan kenapa manusia harus selalu menjaga alamnya. “Apalagi di Sangihe, Sumber Daya Alamnya kaya!,” tulis Nadine.

Saking seringnya Nadine menyelam di Kepulauan Sangihe, ia sampai diminta untuk memberi nama dua titik penyelaman. Titik penyelaman yang ada di Pulai Bukide ini diberinya nama, Mata Nadine dan Ruang Nadine.

“Eitsss masih ada keindahan lain lagi loh, Sangihe sangat terkenal dengan Gunung Api Bawah Laut Banua Wuhu Mahengetang, saat saya bermain diantara gelembungnya, rasanya sensasional!,” tulis pendiri Sea Soldier ini.

Nadine kemudian menyebutkan satu persatu tempat di Sangihe yang dianggapnya memiliki keindahan alam yang harus dijaga.

Menurutnya, semua keindahan ini akan hancur dan hilang bila tidak dijaga. “Percaya mujizat datang, Perjuangkan apa yang masih bisa diperjuangkan!” tulis Nadine.

Pernyataan Nadine Chandrawinata ini sejalan dengan masyarakat di sekitar Kepulauan Sangihe. Keberadaan PT Tambang Mas Sangihe (TMS) di Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, ditentang masyarakat.

Penguasaan kegiatan pertambangan emas oleh perusahaan yang saat ini memegang izin eksplorasi untuk produksi seluas 42 ribu hektare tersebut dikhawatirkan akan merusak ekosistem lingkungan Sangihe sebagai pulau kecil.

“Kami gerakan Save Sangihe Island sudah terlebih dulu bergerak menolak PT TMS,” ujar aktivis koalisi Save Sangihe Island, Jull Takaliuang. (***)

Editor/Layout: Syamsudin Hasan
Sumber: Tempo

Berita Terkait:  Helmud Berpulang, Jabes Dipastikan 'Sendiri' Hingga 2022

Komentar