Berbondong bondong Mandi Safar, Pemdes dan Warga Momalia II Doakan Jauh dari Bencana

Peliput: Hendra Pabela

A-TIMES, BOLSEL- Tradisi Mandi Safar masih kukuh dipertahankan masyarakat Desa Momalia II Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel). Bukan hanya warga, pemerintah Desa Momalia II ikut merawatnya. Menurut Sekretaris Desa (Sekdes) Nalwin Lahay, S.H momen mandi Safar ini dibarengi dengan doa-doa semoga bisa membuat virus dan penyakit hilang.

Doa sebelum mandi di pantai

“Dengan harapan atas kehendak Allah, maka virus dan penyakit yang ditimpakan kepada manusia, dengan satu kepercayaan akan habis dengan aliran air,” ujar Nalwin Lahay, saat memberikan Sambutan ritual Mandi Safar di Desa Momalia II, Rabu (21/09).

Dalam pantauan awak media A-Times, kegiatan ini dihadiri Sekcam Posigadan Sofyan Kasiaradja, Aparat Desa Momalia II, Lembaga BPD Desa Momalia II, Imam Desa, PAC Ansor Posigadan, MWC NU Posigadan, serta warga Masyarakat Desa Momalia II.

Upacara dimulai dengan doa syukur bersama di pantai kemudian dilanjutkan dengan mandi bersama lewat percikan air pantai. Ritual ini dipercaya dapat menolak bala dan mendatangkan rejeki bagi yang melakukannya.

Berita Terkait:  Komisi III Bakal Tinjau Proyek Fisik Sejumlah Dinas

Sekcam Posigadan Sofyan Kasiaradja mengatakan, mandi safar merupakan salah satu tradisi dan ritual untuk menolak bala.

“Apalagi ditengah banyaknya penyakit, maka berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah, namun juga perlu ada ikhtiar, dan berdoa kepada Allah, untuk sekarang ini terlebih pada tindakan manusia, yakni untuk mencegah dan berdoa dijauhkan dari segala penyakit,” ucapnya.

Di tempat yang sama juga, Sangadi Desa Momalia II yang diwakili Sekdes Nalwin Lahay, S.H mengatakan, sejak dulu tradisi mandi Safar ini sudah menjadi kebiasaan dari masyarakat Desa Momalia II, dan Tujuannya adalah untuk selalu menolak bala dari segala penyakit yang ada.

“Ritual mandi safar ini adalah tradisi dan budaya yang diikuti oleh setiap masyarakat Desa Momalia II, dengan harapan dapat terhindar dari segala macam penyakit dan dijauhi dari bencana,” ucap Nalwin Lahay.

Berita Terkait:  PERAYAAN HAKORDIA - Sulut Peringkat Dua Nasional Pencegahan Korupsi

Sementara itu, Imam Desa Momalia II H. Syahidun Laginta, mengatakan ritual Mandi Safar hanya di gelar di bulan Safar, dan tak ada di bulan-bulan yang lain. Menurut dia ada dua tujuan, pertama memohon kepada Allah SWT agar diberi kesehatan, umur yang panjang agar bisa beribadah kepadaNya, dan kedua menolak ‘Bala’.

“Kita tahu bersama sejak di zamannya Nabi Nuh sudah ada yang namanya bencana dan musibah, seperti Tsunami. Maka tujuan dari bulan safar ini juga sebagaimana kita semua berdoa kepada Allah agar dijauhkan dari bahaya serupa,” ungkapnya

Untuk diketahui, kegiatan Mandi Syafar diikut dengan hikmat oleh masyarakat Desa Momalia II.(Adv).

Komentar